7.30.2009

Mengintip Kisah-Kasih Pinggir Sungai Brantas



(Pasangan muda-mudi yang memilih tempat aman untuk pacaran)




Disorot Lampu, Pacaran di Atas Motor Tetap Cuek

Kawasan Rolak Songo di Sungai Brantas memang tempat yang mengasyikkan untuk refreshing. Tak jarang ada juga mengajak keluarga mereka menghabiskan waktu di tempat tersebut. Namun, tak sedikit anak muda yang menjadikannya ajang berpacaran.

AILRANGGA, Mojokerto



SUASANA sejuk terasa saat menginjakkan kaki di kawasan Rolak Songo yang berada di Desa Lengkong, Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto. Di desa yang juga perbatasan antara Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Sidoarjo ini, adalah jujugan warga sekitar untuk mengajak anak-anak mereka menikmati angin semilir.
Sebuah warung juga berdiri di depan sebuah bangunan tua yang berada tepat di utara Sungai Brantas. Warung beraneka minuman tersebut memang selalu ramai dikunjungi orang yang sekadar ingin melepas penat sambil melihat pemandangan sungai di sore hari.
Namun, sebagian mengaku warga merasa risih jika mendatangi kawasan yang diharapkan sebagai tempat wisata ini pada siang hari ataupun pada malam minggu. Mereka enggan pergi ke tempat ini apalagi mengajak anak-anak mereka. ’’Ya bagaimana, di sini banyak anak-anak pacaran, ndak mungkin mengajak keluarga main-main ke sini,’’ terang Sumiarti, 35, warga Desa Lengkong.
Memang, pada waktu-waktu tertentu, di tempat ini memang selalu dijadikan ajang berpacaran. Selain itu, pada siang hari sekitar pukul 09.00 hingga 12.00, sekumpulan anak-anak muda berseragam SMA dan SMP kerap nongkrong di sekitar Rolak Songo baik sisi utara maupun selatan sungai.
Seperti kemarin, sekumpulan anak-anak berseragam SMA tampak duduk-duduk di salah satu bangunan tua yang tidak terawat. Sambil menikmati isapan rokok, anak-anak SMA ini tampak terlihat tertawa lepas. Tidak ada beban di benak mereka, padahal saat itu jam pelajaran sekolah. ’’Kalau duduk-duduk di sini memang tidak akan ketahuan, selama ini tidak pernah ada razia,’’ ujar Slamet, salah satu pelajar asal Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo.
Dia bersama kelima temannya terkadang menghabiskan waktu pada jam pelajaran sekolah di kawasan ini. ’’Kalau gurunya tidak enak ya lebih baik kabur, biasanya ke sini kalau tidak bermain PS,’’ terang Rohman, pelajar lainnya.
Miris ungkapan ini cukup pas untuk menggambarkan fenomena yang terjadi di jalan tembus menuju Kota Mojokerto, akhir-akhir ini. Jalan yang seharusnya digunakan warga sebagai alternatif untuk menuju Kota Mojokerto kini beralih fungsi jadi ajang pacaran, serta rawan kejahatan pemerasan dan penodongan.
Hampir setiap malam, usai salat isya, jalan tembus itu dipenuhi pasangan muda-mudi yang tengah kasmaran. Mulai dari para ABG hingga ’’om-om’’, tumplek berpacaran di tempat itu.
Bahkan, model pacaran yang kebablasan kerap ditunjukkan pasangan-pasangan itu, di atas motor atau lesehan di semak-semak.
Dari pantauan Darmo, khusus saat malam minggu, pasangan muda-mudi yang berpacaran di tempat itu semakin banyak, bahkan mencapai sekitar 20 pasang. Pada dua sisi jalan, berderet motor-motor dari ujung barat hingga timur, jaraknya antara satu hingga dua meter.
Tempat tersebut memang menjadi kegemaran para ABG untuk berpacaran. Pasalnya, di sepanjang jalan itu, tak ada penerangan satu pun, sehingga mereka bisa melakukan tindakan apa pun dengan leluasa.
Selain itu, pemandangan Rolak Songo dengan latar belakang Sungai Brantas dan pintu airnya di waktu malam, menjadi daya tarik tersendiri.
Namun, para pasangan kasmaran ini, terkadang kebablasan. Dalam kegelapan, pasangan itu melakukan tindakan diluar norma kesusilaan. Mereka terlihat berpelukan dan berciuman, di atas motor maupun di semak-semak yang ada di sepanjang jalan. Jika malam hari, ketika disorot lampu mobil, keasyikan pasangan di atas motor tak terusik, bahkan semakin erat berdekapan.
’’Di tempat itu, memang setiap malam banyak yang pacaran. Apalagi, kalau malam minggu, mereka berderet-deret di pinggir jalan. Sudah menjadi hal biasa di tempat itu,’’ kata Toni, warga sekitar.
Kondisi ini memang sudah lama terjadi. Selama ini, bahkan kondisi ini dimanfaatkan beberapa pedagang asongan di wilayah ini mengintip ulah pasangan muda-mudi. ’’Sampean sudah ketinggalan Mas, kalau tanya masalah ini. Sudah lama di tempat ini jadi ajang pacaran bahkan ciuman. Biasanya malah di atas motor,’’ terang Mahmud, penjual es tebu yang sudah setahun berjualan di lokasi itu.
Budi Suryawan, salah seorang guru yang hobi memancing ikan ini juga mengaku miris dengan ulah para ABG di kawasan ini. Padahal, jika waktu libur, dia sering memanfaatkan waktunya memancing di kawasan Sungai Brantas. ’’Tapi untungnya saya tidak pernah menemukan murid saya berada di sini,’’ terang guru SMP di kawasan Tarik Sidoarjo ini.

Tidak ada komentar: