1.17.2009

Makanan dalam Tradisi Tionghoa Bernuansa Imlek






Kue Mangkok dan Kue Keranjang Jadi Sajian Wajib

Banyak cara yang dilakukan warga Tionghoa ketika menyambut Tahun Baru Imlek. Yang paling khas adalah hidangan serba merah dan manis.


AIRLANGGA, Mojokerto

Makanan-makanan tersebut meliputi kue lapis legit, kue mangkok dan kue keranjang. Makanan khas ini memang sangat berarti buat mereka yang merayakan Tahun Baru Imlek. Tidak hanya untuk menjamu leluhur dan sebagai wujud syukur agar di tahun depan mendapat rezeki yang melimpah. Tetapi, aneka panganan tersebut adalah sarana berinteraksi dengan kerabat dan tetangga
Karena perayaan Imlek berasal dari kebudayaan petani, maka segala bentuk persembahannya adalah berupa berbagai jenis makanan. Idealnya, pada setiap acara sembahyang Imlek disajikan minimal 12 macam masakan dan 12 macam kue yang mewakili lambang-lambang shio yang berjumlah 12. Di China, hidangan yang wajib adalah mie panjang umur (siu mi) dan arak.
Di Indonesia, sajian yang dipilih biasanya hidangan yang mempunyai arti kemakmuran, panjang umur, keselamatan, atau kebahagiaan dan merupakan hidangan kesukaan para leluhur. Kue-kue yang dihidangkan biasanya lebih manis daripada biasanya. Ini merupakan pertanda filosofi pengharapan. Agar kehidupan di tahun mendatang menjadi lebih ’’manis’’. Selain itu, dihidangkan pula kue lapis sebagai perlambang rezeki yang berlapis-lapis. Kue mangkok dan kue keranjang juga merupakan makanan yang wajib dihidangkan pada waktu persembahyangan menyambut datangnya tahun baru Imlek. Biasanya kue keranjang disusun ke atas dengan kue mangkok berwarna merah di bagian atasnya. Ini adalah sebagai simbol kehidupan manis yang kian menanjak dan mekar seperti kue mangkok.
’’Setiap kue memiliki arti dan filosofi tertentu, jadi tidak sembarang kue,’’ ujar Amelia, 50, salah pengurus TITD Hok Sian Kiong Kota Mojokerto.
Amel menceritakan, kue yang dihidangkan biasanya kue keranjang dan kue mangkok. ’’Kue mangkok dan kue keranjang juga merupakan makanan yang wajib dihidangkan pada waktu persembahyangan menyambut datangnya tahun baru Imlek,’’ tambahnya.
Biasanya, lanjut Amelia, kue keranjang disusun secara vertikal dengan kue mangkok berwarna merah di bagian puncaknya. ’’Ini adalah sebagai simbol kehidupan manis yang kian menanjak dan mekar seperti kue mangkok,’’ katanya.
Pada waktu Imlek, makanan yang tidak boleh dilupakan adalah lapis legit, kue nastar, kue semprit, kue mawar, serta manisan kolang-kaling. Ini agar pikiran menjadi jernih, disediakan agar-agar yang dicetak seperti bintang sebagai simbol kehidupan yang terang.
Salah seorang warga yang merayakan Imlek, Gede Sidharta,45,warga Jl. Majapahit Kota Mojokerto mengatakan, perayaan Imlek berasal dari kebudayaan para petani, segala sesuatu bentuk persembahan berupa berbagai jenis makanan. ’’Imlek memang tidak lengkap jika tidak ada makanan yang manis-manis,’’ ujarnya.
Ia menambahkan Imlek bukan sekadar ritual tahunan biasa dan budaya melulu. Melainkan perpaduan antara budaya dengan kepercayaan. ’’Lumrahnya, hari raya apa pun biasanya dilengkapi dengan suatu hidangan khusus, seperti kue keranjang,’’ tambahnya.
Aneka panganan ini banyak dijumpai di beberapa toko di Kota Mojokerto. salah satu pertokoan yang menjual makanan khas Imlek adalah Toko Sanrio yang di Jl. Bhayangkara.
’’Kami menyediakan beragam panganan yang selalu dibutuhkan oleh mereka yang merayakan Imlek," kata Utami, Manajer Operasional Toko Sanrio.
Utami juga menambahkan, di stannya juga menyediakan kue lapis, yang kira-kira artinya sebagai perlambang rezeki yang berlapis-lapis. ’’Sudah tiga hari ini di Toko Sanrio menyediakan makanan khas Imlek, penjualannya lumayan laris,’’ ujarnya.
Utami menjelaskan, makanan yang dijual di tokonya, didatangkan langsung dari Malaysia. Namun, harga dijualnya cukup terjangkau. Kue keranjang dijual dengan harga Rp 21 ribu/tiap bungkus. Tiap bungkus berisi empat kue.
Utami memperkirakan, penjualan kue khas Imlek akan terus meningkat mendekati hari raya Imlek. Tahun ini Imlek tanggal 26 Januari 2009. ’’Usai Imlek sepertinya juga akan tetap laris, karena masih ada perayaan lagi yakni perayaan Cap Go Meh,’’ katanya. Perayaan Cap Go Meh adalah perayaan hari ke 15 dan perayaan terakhir etnis Tionghoa.

Tidak ada komentar: